Dari Kampus Daerah ke Mercusuar Ilmu Islam: Perjalanan Panjang IAIN Madura Menuju UIN

  • Bagikan
Dari Kampus Daerah ke Mercusuar Ilmu Islam: Perjalanan Panjang IAIN Madura Menuju UIN
Foto: Moh.Nadir

Teras EsJe – Perjalanan panjang IAIN Madura kini memasuki babak baru yang sangat dinanti: peralihan status menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Madura. Bagi sebagian orang, ini mungkin terdengar seperti perubahan administratif biasa, tapi sesungguhnya langkah ini menyimpan makna jauh lebih dalam sebuah tonggak sejarah yang menandai kematangan dan kesiapan Madura untuk tampil lebih besar di panggung pendidikan tinggi nasional.

Sejak berdiri pada tahun 1988 sebagai cabang IAIN Sunan Ampel Surabaya, lembaga ini terus tumbuh dan berkembang, menyesuaikan diri dengan kebutuhan zaman dan masyarakat. Perubahan nama dan status dari STAIN Pamekasan ke IAIN Madura, kemudian beranjak menuju UIN, bukanlah proses yang instan. Ini adalah refleksi dari usaha keras, kerja sama antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat yang selama ini merawat mimpi bersama agar pendidikan tinggi di Madura tidak hanya menjadi tempat menuntut ilmu, tetapi juga pusat inovasi dan pengembangan keilmuan Islam yang modern dan kontekstual.

Dukungan dari berbagai pihak menunjukkan betapa pentingnya peralihan ini. Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, memberikan dukungan penuh dengan optimisme tinggi, mengaitkan langkah UIN Madura dengan pengembangan Indonesian Islamic Science Park (IISP) yang diharapkan menjadi episentrum Islam dunia. Di tingkat lokal, Bupati Pamekasan, di masa kepemimpinan Baddrut Tamam, bahkan menghibahkan lahan seluas 12 hektare sebagai wujud komitmen untuk memberikan ruang lebih luas bagi pengembangan kampus yang akan menjadi pusat ilmu dan budaya Madura. Tidak hanya itu, pengusulan nama “UIN Syaikhona Kholil Madura” membawa nuansa historis dan kultural yang mengikat identitas akademik dengan warisan tokoh besar Madura yang dikenal luas sebagai ulama besar sekaligus simbol kebijaksanaan.

BACA JUGA:  Pj Bupati Pamekasan Bagikan Bantuan untuk Korban Bencana Angin Kencang, Sampaikan Solusi Pencegahan

Namun, tantangan tetap ada. Transformasi menjadi UIN bukan hanya soal mengganti papan nama, tetapi juga menuntut kesiapan akademik yang matang. IAIN Madura telah memenuhi standar yang ditetapkan oleh KemenPANRB, dengan peningkatan jumlah profesor dan penguatan kualitas dosen dan tenaga akademik. Ini adalah modal utama agar kampus bisa memperluas program studi, meningkatkan riset, dan menjalin kolaborasi internasional yang selama ini masih menjadi mimpi bagi banyak perguruan tinggi baru.

Lebih dari itu, UIN Madura harus mampu menghadirkan kurikulum yang relevan dengan perkembangan dunia, tanpa melupakan akar budaya dan tradisi khas Madura yang kaya akan nilai-nilai Islam yang moderat dan inklusif. Ini adalah tantangan besar yang membutuhkan sinergi antara civitas akademika, pemerintah, dan masyarakat agar kampus baru ini benar-benar menjadi “rumah besar” yang melahirkan generasi cendekia yang tidak hanya kompeten secara akademik, tetapi juga berkarakter dan berjiwa sosial.

BACA JUGA:  Sertijab 23 PJU dan Kapolres di Polda Jatim, Termasuk Kapolres Pamekasan

Dari sisi masyarakat, tentu harapan besar tertuju pada UIN Madura sebagai institusi yang tidak hanya membuka akses pendidikan yang lebih luas dan berkualitas, tapi juga berkontribusi nyata dalam pembangunan sosial, ekonomi, dan budaya Madura. Dengan peralihan ini, diharapkan juga akan terjadi akselerasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berbasis nilai-nilai Islam yang dapat menjawab tantangan zaman, seperti isu lingkungan, sosial-ekonomi, hingga teknologi digital.

UIN Madura diharapkan menjadi mercusuar pendidikan yang tidak hanya melayani kebutuhan akademik lokal, tetapi juga merambah hingga internasional dengan berbagai program unggulan yang dapat menarik mahasiswa dari berbagai daerah dan negara.

Jadi, peralihan IAIN Madura menjadi UIN Madura bukan sekadar perubahan administratif. Ini adalah simbol harapan dan bukti kerja keras bersama untuk mewujudkan mimpi besar Madura yang lebih maju, modern, dan berdaya saing. Semoga langkah ini menjadi awal yang kuat untuk membuka pintu masa depan yang lebih cerah, bukan hanya bagi dunia pendidikan Madura, tetapi juga bagi kemajuan bangsa Indonesia secara keseluruhan.

**Penulis: Moh. Nadir (Wakil Ketua I PC PMII Pamekasan)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *