Wabah Campak di Pamekasan Telan 11 Korban Jiwa, Dinkes Tetapkan Status KLB

  • Bagikan
Kasus Campak di Pamekasan Tembus 144, Dua Balita Meninggal
Foto: Ilustrasi balita terkena campak.

PAMEKASAN, sekitarjatim.com — Wabah campak di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, terus meluas dan kini menelan korban jiwa lebih banyak. Hingga Jumat (24/10/2025), Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat mencatat 11 warga meninggal dunia akibat penyakit tersebut. Angka ini meningkat satu kasus dibandingkan dua pekan sebelumnya yang berjumlah 10 korban.

Kepala Dinkes Pamekasan, Saifudin, mengungkapkan bahwa hingga saat ini terdapat 1.056 kasus suspek campak, dengan 208 pasien telah terkonfirmasi positif. Jumlah tersebut naik 30 kasus dibandingkan data dua pekan lalu yang tercatat sebanyak 178 kasus.

“Dari total pasien suspek sebanyak 1.056 orang ini, sebanyak 208 di antaranya terkonfirmasi positif terserang campak,” ujar Saifudin, Jumat (24/10).

Ia menjelaskan, dari ratusan pasien positif itu, 22 orang masih menjalani perawatan di sejumlah fasilitas kesehatan. Pemerintah juga terus memantau kondisi pasien agar penanganan dilakukan lebih cepat dan tepat.

BACA JUGA:  Film Animasi “Merah Putih: One For All” Tuai Kritik Warganet Soal Kualitas dan Biaya Produksi

Saifudin menuturkan, wabah campak kini telah menyebar di seluruh kecamatan di Pamekasan. Adapun tiga wilayah dengan jumlah kasus tertinggi, yakni Kecamatan Proppo (168 kasus), Pamekasan (132 kasus), dan Tlanakan (101 kasus).

“Yang saat ini masih menjalani perawatan di sejumlah fasilitas kesehatan di Pamekasan sebanyak 22 orang,” jelasnya.

Dinas Kesehatan bersama tim surveilans lapangan terus melakukan pelacakan kontak erat, edukasi pencegahan, serta imunisasi tambahan bagi warga yang belum menerima vaksin campak-rubella. Upaya ini dilakukan untuk menekan laju penularan yang cenderung meningkat dalam beberapa pekan terakhir.

Peningkatan signifikan jumlah kasus membuat Pemerintah Kabupaten Pamekasan menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB). Status ini ditetapkan sebagai bentuk kewaspadaan dan percepatan penanganan.

“Kami sudah melakukan imunisasi massal di sejumlah wilayah serta memperkuat layanan kesehatan dasar di Puskesmas dan rumah sakit,” terang Saifudin.

BACA JUGA:  117 Warga Binaan Lapas Narkotika Pamekasan Jalani Skrining Awal Gejala TBC

Ia menambahkan, sebagian besar kasus campak yang berujung fatal terjadi karena keterlambatan penanganan medis dan rendahnya cakupan imunisasi campak-rubella di masyarakat. Berdasarkan data Dinkes, cakupan imunisasi di Pamekasan baru mencapai 57,14 persen, jauh di bawah target nasional.

Pemerintah daerah kini memperluas cakupan vaksinasi melalui program imunisasi massal dan tambahan (catch-up immunization). Selain itu, edukasi kesehatan kepada masyarakat terus digencarkan agar orang tua lebih aktif membawa anaknya untuk mendapatkan vaksin dasar lengkap.

Dengan penetapan KLB ini, Pemkab Pamekasan berharap seluruh pihak—terutama tenaga kesehatan dan masyarakat—dapat lebih waspada terhadap potensi penyebaran penyakit menular tersebut.

“Kami mengimbau masyarakat agar segera membawa anak-anak ke fasilitas kesehatan untuk imunisasi dan pemeriksaan dini bila ada gejala demam atau ruam,” tegas Saifudin.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *