Dosen FITK UIN Malang Jadi Pemateri Seminar Nasional di UIN Satu Tulungagung Bahas Inovasi Pendidikan

  • Bagikan
Dosen FITK UIN Malang Jadi Pemateri Seminar Nasional di UIN Satu Tulungagung Bahas Inovasi Pendidikan

TULUNGAGUNG, sekitarjatim.com – Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) UIN Satu Tulungagung menggelar Seminar Nasional Pendidikan pada Kamis (30/10). Kegiatan tersebut menghadirkan dosen Manajemen Pendidikan Islam (MPI) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, M. Kholilur Rohman, M.Pd., sebagai pemateri.

Seminar mengangkat tema “Pecahkan Masalah Learning Outcomes Rendah dengan Inovasi Cerdas untuk Pendidikan Hebat”. Kegiatan ini menyoroti persoalan rendahnya capaian pembelajaran (learning outcomes) yang masih menjadi tantangan di berbagai lembaga pendidikan.

Dalam pemaparannya, Kholilur Rohman menegaskan bahwa kualitas lulusan dipengaruhi oleh sejumlah faktor, baik dari aspek internal maupun eksternal.

BACA JUGA:  Peringati HUT RI ke-79, Pj Bupati Ajak Masyarakat Pamekasan Tanamkan Semangat Berkemajuan

“Masalah ini tidak hanya terkait metode pengajaran, tetapi juga mindset dan motivasi pendidik serta peserta didik. Selain itu, sistem dan kebijakan pendidikan juga memiliki peran signifikan,” ujarnya.

Ia menilai, upaya perbaikan tidak cukup hanya dengan menciptakan inovasi pembelajaran, tetapi juga perlu dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap proses pendidikan.

“Kita tidak boleh menutup mata atas kesalahan-kesalahan kecil yang kerap terjadi dalam proses pembelajaran. Maka, selain menggagas inovasi, perlu juga mengoreksi seluruh proses pendidikan secara jujur dan terukur,” tuturnya.

Antusias peserta tampak dari diskusi yang berjalan intens. Sejumlah mahasiswa mengajukan pertanyaan kritis, salah satunya terkait masih maraknya praktik pendidikan gaya “bank” sebagaimana dikritik Paulo Freire, di mana guru diposisikan sebagai satu-satunya sumber pengetahuan.

BACA JUGA:  Bupati Pamekasan Kukuhkan 74 Anggota Paskibraka untuk HUT ke-80 RI

Menanggapi hal tersebut, Kholil menegaskan bahwa pendidikan ideal harus berlangsung secara partisipatif.

“Oleh karena itu, saya di awal mengatakan bahwa saya datang ke sini bukan untuk mengisi gelas yang kosong, tapi untuk saling berbagi. Kalimat itu adalah penegasan agar pengetahuan tidak dipusatkan hanya pada narasumber,” tandasnya.

Sebelum gelaran seminar, DEMA FTIK telah mengadakan sejumlah lomba bertema pendidikan. Acara ditutup dengan penyerahan sertifikat dan sesi dokumentasi bersama para peserta.(qin/gi’)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *