Melalui Komunitas Literasi TBC, STPI Yabhysa Sampang siap Gapai Eliminasi TBC Tahun 2030

  • Bagikan
STPI Sampang siap Gapai Eliminasi TBC Tahun 2030 melalui Komunitas Literasi TBC
Foto: Komunitas Stop TB Partnership Indonesia Kabupaten Sampang (Istimewa)

SAMPANG, SekitarJatim.com – Di antara tahun 2020-2022, COVID-19 telah menguras tenaga, waktu, dan perhatian Pemerintah, dunia usaha, dan berbagai lapisan masyarakat untuk bertahan di tengah pandemi.

Kecepatan penyebaran SARS-Cov-2 mengharuskan banyak perusahaan gulung tikar dan memaksa layanan esensial, termasuk di sektor kesehatan, terhenti. Sementara pandemi membuat kita tertekan, perkara penyakit menular seperti tuberkulosis (TBC) terus melaju dan berpotensi menambah beban penyakit di masyarakat.


Menurut Global TB Report 2022 yang diterbitkan oleh World Health Organization, perkiraan angka kejadian (insidensi) TBC di Indonesia meningkat 15 persen di antara tahun 2020 ke tahun 2021.

Artinya, setiap satu menit ada dua orang yang sakit TBC, dan, jika tidak diobati, seseorang dengan TBC dapat menginfeksi 10 hingga 15 orang di sekitarnya dalam satu tahun.

Namun, tidak semua orang yang terkena bakteri TBC akan jatuh sakit, beberapa kelompok masyarakat lebih rentan terhadap infeksi ini karena kondisi imunitasnya yang lebih rendah.

Kelompok yang rentan TBC adalah anak-anak terutama yang berusia di bawah lima tahun, orang lanjut usia, serta kondisi penyakit tertentu seperti Diabetes, HIV/AIDS, dan gizi buruk. (WHO, 2022).
Oleh sebab itu, Stop TB Partnership Indonesia (STPI) berkolaborasi dengan Yayasan Penabulu membentuk Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI sebagai penerima hibah utama program TBC komunitas dari Global Fund to Fight Against HIV/AIDS, Tuberculosis, and Malaria (GF-ATM).

Konsorsium ini mendukung dan memperkuat sistem organisasi komunitas maupun upaya berbasis masyarakat dan penyintas TBC melalui promosi kesehatan, upaya pencegahan TBC pada balita dan anak-anak, skrining gejala TBC aktif, fasilitasi pemeriksaan TBC, dukungan psikososial pengobatan pasien, serta dukungan advokasi, umpan balik kualitas layanan, dan akses terhadap layanan hukum untuk meringankan stigma dan diskriminasi yang dialami pasien TBC dan keluarganya.
PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI terus menunjukkan komitmennya  untuk mencapai eliminasi TBC salah satunya melalui program mendukung pemberian TPT pada Balita. Sebuah studi memperkirakan, 120 juta orang di Indonesia mempunyai TBC laten.

BACA JUGA:  Buka Puasa dengan Insan Pers, Pj Bupati Sampang Harapkan Pemberitaan Positif untuk Kemajuan Kabupaten

Kondisi ini dapat diketahui dengan tes mantoux atau tes darah (IGRA). Indonesia tidak akan berhasil mengatasi TBC jika tidak mengendalikan TBC laten. Saat ini sudah tersedia di Indonesia Terapi Pencegahan TBC (TPT) agar kondisi TBC laten tidak berkembang menjadi penyakit.

Saat ini, PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI mendukung program pemerintah bersama 9.212 kader TBC Komunitas di masyarakat untuk mendorong kesadaran masyarakat akan hak mereka atas kesehatan, termasuk bebas dari infeksi TBC dengan mengkonsumsi TPT.

Di 190 kota/kabupaten pada 30 provinsi, PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI telah mengedukasi 6.359 orang tentang infeksi TBC dan TPT, dan 5.604 diantaranya telah dirujuk untuk memulai terapi. Tindakan untuk mencegah TBC melalui TPT adalah cara konkrit kita untuk terlibat memutus mata rantai penularan TBC.
PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI melihat bahwa jiwa kerelawanan dan dedikasi kader TBC, Pasien Supporter dan Manajer Kasus dalam menemukan kasus, mendorong pemberian Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) bagi kontak serumah dengan pasien TBC membawa optimisme bahwa Eliminasi TBC pada tahun 2030 bisa diwujudkan.

Sehingga tema Hari Tuberkulosis Sedunia tahun kini terkait “Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) untuk Mendukung Eliminasi TBC 2030”, dimaknai sebagai apresiasi dan dukungan yang berkelanjutan pada seluruh aktivis TBC Komunitas sebagai investasi tidak pernah selesai dan selalu aktif melakukan upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif untuk mengatasi penyakit TBC.

BACA JUGA:  Siswa Pelaku Penganiayaan di MA Yasua Terancam Hukuman 12 Tahun Penjara

Wilayah SR Komunitas Penabulu-STPI Yabhysa Jawa Timur  sendiri, telah berhasil mengajak 1.519 balita untuk memulai pengobatan TBC. Hal tersebut tentunya tidak lepas dari daya juang kader yang terus berdedikasi memberikan edukasi dan pendampingan kepada seluruh pasien TBC.

Selain itu, untuk memaksimalkan kinerja pada momentum HTBS ini, SR Jawa Timur mengadakan beberapa kegiatan untuk mendukung pencapaian Eliminasi TBC 2030.

Adapun wilayah SSR Komunitas Penabulu-STPI Yabhysa Sampang sendiri, telah berhasil mengajak sedikitnya 3.525 orang untuk melakukan pemeriksaan TBC di tahun 2022 dan 342 orang diantaranya dinyatakan positif.

“Tahun 2023 yang baru jalan 1 kuartal saja kader Yabhysa sudah berhasil mengajak 1.234 orang untuk melakukan pemeriksaan TBC dan 83 orang diantaranya dinyatakan positif” (shintya).

Hal tersebut tentunya tidak lepas dari dedikasi kader yang terus mengedukasi dan melakukan pendampingan kepada seluruh pasien TBC. Selain itu, untuk memaksimalkan kinerja pada momentum HTBS ini, SSR Sampang mengadakan beberapa kegiatan untuk mendukung pencapaian Eliminasi TBC 2030.

Adapun serangkaian kegiatan dalam Rangka Peringatan Hari TBC Sedunia tahun 2023 di wilayah kerja SSR Komunitas Penabulu-STPI Yabhysa Sampang  yakni pada tanggal 10-23 melakukan IK serentak di seluruh Kecamatan di Kab. Sampang, Pada tanggal 16 Maret 2023 mengadakan workshop TPT yang dikemas dalam pertemuan koordinasi tingkat kabupaten.

Tangal 24 melakukan penyebaran sarana KIE dan pengumpulan donasi, Tanggal 25 melakukan pemasangan Banner di tempat-tempat strategis dan pembagian sembako kepada pasien TBC tidak mampu,, terakhir tanggal 26 maret akan mengadakan sarasehan kader dengan inti acara pemilihan kader TBC terbaik di Kab Sampang.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *