SekitarJatim.com – Sebagai perempuan pasti kalian pernah mengalami proses standarisasi yang di ucapkan oleh lawan jenis bahkan sesama perempuan pun masih menganggap perempuan mempunyai standarisasi kecantikan. “Ah aku beli skincare ini deh biar putih seperti dia,”
Tanpa disadari perempuan membuat dirinya harus menjadi orang lain untuk dapat disukai oleh banyak orang dari kecantikannya. Pernah nggak sih kalian di deketin cowok dangan dalih “Kenapa kamu tidak seperti dia, coba deh kamu berpakaian sepertinya,”
Mari sejenak kita berpikir kembali terhadap lawan jenis yang melontarkan untaian kata sedemikian rupa. Dimana hanya dipergunakan untuk menjatuhkan perempuan lain dan mendapatkan simpati dari orang lain pula.
Pasti ada diantara kita yang berada di posisi bahwa kita sebagai perempuan lebih suka bergaul dengan lawan jenis dikarenakan tidak banyak drama daripada sesama perempuan.
Selalu menganggap teman cewek selalu lebih banyak drama ribet dan seterusnya. Ngerti gak sih bahwa perilaku tersebut sama halnya bagian dari kebencian terhadap perempuan yang terinternalisasi. Bahwa tanpa kita sadari kita pun masih menginternalisasi nilai patriarki.
Bahkan kalian tau bahwa istilah “Kamu tidak seperti wanita lain.” Itu adalah salah satu hal untuk menjatuhkan bahkan meremehkan perempuan lain. Secara tidak langsung istilah tersebut membuat perempuan saling bersaing mendapatkan simpati dari lawan jenis, untuk apa?
Sebagai sesama perempuan seharusnya memiliki prinsip women support women, mencari persamaan ketika perempuan sedang ditindas. Contoh saja perempuan masih rentan terkena pelecehan seksual pula masih melakukan beban ganda dalam rumah tangga.
Namanya juga perempuan pasti ada rasa suka dan tidak sukanya bukan? Ya, memang kita sama dengan perempuan lainnya, ketika kita sedang di fase senang memasak akan ada masanya kita malas memasak, kita suka banget dandan (make up) ada pula masa dimana kita tidak suka dandan.
Jadi jangan pernah kita menjatuhkan satu sama lain, akan ada banyak cara untuk memuji orang yang kita sayangi tanpa membandingkan dan menjatuhkan orang lain.
_____
Penulis merupakan anggota Kaderisasi Kopri Komunis.