MALANG, SekitarJatim.com – VOKAL FISIP (Voice of Awareness and Knowledge) kembali mencuri perhatian sebagai ruang diskusi intelektual yang penuh gairah di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Program yang digagas oleh Bidang Sosial Politik BEM FISIP UMM periode 2024-2025 ini hadir dengan semangat untuk menggugah kesadaran mahasiswa terhadap isu-isu sosial politik yang tengah mengguncang tatanan demokrasi Indonesia pada 19 Desember 2024.
Pada edisi kali ini, VOKAL FISIP mengangkat tema yang sangat relevan dan kontroversial, yaitu: “Keterlibatan ASN, Partai Coklat, dan Partai Loreng dalam Kontestasi Pilkada 2024: Apakah Melanggar HAM?”. Tema ini mengangkat isu besar terkait politisasi aparatur sipil negara (ASN), keterlibatan partai politik berbasis institusi, dan dampaknya terhadap prinsip-prinsip hak asasi manusia dalam pemilu dan pilkada. Diskusi ini mengulik lebih dalam fenomena penyalahgunaan kekuasaan, abuse of power, dan potensi ancaman terhadap tatanan demokrasi yang semakin rapuh.
Acara yang digelar di Kampung Mahasiswa UMM ini menghadirkan dua narasumber utama yang tidak hanya berkompeten, tetapi juga dikenal berani dalam menyampaikan pandangannya. Febriansyah Ramadhan, seorang akademisi hukum yang dikenal lantang dalam mengkritik praktik penyalahgunaan kekuasaan, dan Mohamad Syahrul Gunawan, S.IP, seorang pengamat politik dan mahasiswa magister Ilmu Politik Universitas Padjadjaran, berbagi pandangan tajam mereka tentang dinamika politik yang mengancam integritas demokrasi Indonesia.
Dalam pemaparannya, Febriansyah menegaskan bahwa politisasi ASN adalah bentuk pelanggaran yang sangat serius terhadap prinsip-prinsip demokrasi. “Ketika ASN yang seharusnya netral justru terlibat dalam politik praktis, kita bukan hanya bicara tentang pelanggaran hukum, tetapi juga tentang kehancuran nilai-nilai demokrasi itu sendiri. Ini adalah pengkhianatan terhadap hak rakyat untuk menentukan pilihannya,” ujarnya tegas.
Sementara itu, Mohamad Syahrul mengkritisi fenomena partai politik berbasis institusi negara, seperti “Partai Coklat” dan “Partai Loreng”, yang menurutnya semakin memperburuk citra demokrasi Indonesia. Ia mengingatkan bahwa keterlibatan institusi negara dalam kontestasi Pilkada 2024, baik itu dari pihak militer atau birokrasi, adalah bentuk politisasi yang dapat merusak kepercayaan publik terhadap demokrasi. “Jika institusi negara tidak bisa menjaga netralitasnya, maka kita sedang menghadapi krisis demokrasi yang sangat besar,” tambahnya dengan penuh semangat.
Tak hanya itu, Jemmy Kurniawan, Kepala Bidang Sosial Politik BEM FISIP UMM, dalam sambutannya menegaskan bahwa VOKAL FISIP bukan hanya sekadar forum diskusi, melainkan sebuah gerakan perlawanan intelektual. “VOKAL FISIP adalah ruang bagi mahasiswa untuk mengemukakan pendapat dan memperjuangkan keadilan. Kami siap untuk mengadakan diskusi setiap saat, bahkan lebih dari 30 kali sebulan, untuk menyuarakan perubahan dan melawan ketidakadilan!” tegasnya dengan semangat.
Muhammad Taufiqurahman, Gubernur Mahasiswa BEM FISIP UMM, juga menekankan pentingnya tema ini sebagai persoalan fundamental dalam sistem demokrasi. “Diskusi ini bukan hanya tentang teori atau wacana. Ini adalah kenyataan yang harus kita hadapi bersama. Mahasiswa FISIP UMM harus menjadi pelopor perubahan dan melawan segala bentuk pelanggaran hak asasi manusia serta prinsip-prinsip demokrasi,” ujar Taufiqurahman dengan lantang.
Acara ini pun berlangsung dengan antusiasme tinggi dari peserta yang hadir. Suasana diskusi yang penuh semangat semakin hidup dengan pertanyaan-pertanyaan kritis dari mahasiswa yang turut ambil bagian dalam forum tersebut. Tak hanya mendapatkan pengetahuan yang berharga, para peserta juga memperoleh e-sertifikat sebagai pengakuan atas kontribusi mereka dalam mengasah pola pikir kritis mengenai isu sosial-politik terkini.
VOKAL FISIP menjadi bukti bahwa mahasiswa FISIP UMM tidak hanya memiliki kepintaran akademik, tetapi juga memiliki keberanian dan kepekaan sosial-politik yang tinggi. Dengan program yang direncanakan untuk dilaksanakan secara rutin setiap bulan, VOKAL FISIP berkomitmen untuk terus menggali dan mengupas berbagai isu strategis yang mempengaruhi kehidupan politik dan sosial Indonesia, dari masalah abuse of power hingga dinamika politik lokal.
Lebih dari sekadar forum diskusi, VOKAL FISIP adalah panggung perlawanan intelektual, seruan bagi seluruh mahasiswa untuk menghidupkan kembali nilai-nilai demokrasi, melawan ketidakadilan, dan menjadi agen perubahan yang akan menentukan arah masa depan bangsa. VOKAL FISIP adalah suara mahasiswa FISIP UMM yang tak pernah padam, terus menggema, dan mengobarkan semangat perjuangan demokrasi!
***Klik tautan Google News dan dapatkan berita terkini serta informasi bermanfaat lainnya di perangkat Anda.