Sembilan Siswa SD di Pamekasan Diduga Keracunan Makanan Program Bergizi Gratis

  • Bagikan
Sembilan Siswa SD di Pamekasan Diduga Keracunan Makanan Program Bergizi Gratis

PAMEKASAN, sekitarjatim.com — Kasus dugaan keracunan makanan kembali terjadi di wilayah kerja UPT Puskesmas Kowel, Kabupaten Pamekasan. Sebanyak sembilan siswa SDN Toronan 1 mengalami gejala mual dan sakit perut setelah menyantap makanan dari program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang dibagikan di sekolah, Rabu (15/10/2025).

Dari sembilan siswa yang mengalami gejala, tiga di antaranya harus mendapatkan perawatan medis di UPT Puskesmas Kowel, sedangkan enam siswa lainnya memilih pulang karena kondisinya berangsur membaik.

Dokter UPT Puskesmas Kowel, dr. Fadiah Ulfa Khairina, membenarkan adanya kejadian tersebut.

“Intinya tiga orang yang dibawa ke sini,” ujarnya saat dikonfirmasi.

Menurut Fadiah, para siswa mengalami gejala seperti muntah, mual, dan sakit perut setelah mengonsumsi makanan program MBG. Namun, kondisi ketiganya kini telah membaik dan sudah dapat berjalan sendiri tanpa tanda-tanda lemas berat.

BACA JUGA:  Lakukan Kunjungan ke Pamekasan, Menpan RB RI Bahas Kemajuan Daerah

“Kami langsung lakukan penanganan seperti memeriksa tanda vital, nadi, tangan, kaki, dan kesadaran pasien. Dari hasil pemeriksaan tidak ada gejala parah,” jelasnya.

Setelah menjalani observasi selama dua jam, ketiga siswa diperbolehkan pulang dan menjalani perawatan rawat jalan di rumah. Pihak puskesmas tetap mengimbau agar orang tua segera membawa anak ke UGD jika muncul gejala lanjutan.

Adapun menu makanan bergizi gratis yang disajikan di sekolah hari itu terdiri dari nasi goreng, sayur, rolade, susu, dan anggur. Untuk memastikan penyebab kejadian, petugas puskesmas telah mengambil sampel sisa nasi goreng, sayur, dan rolade untuk dilakukan pemeriksaan di laboratorium.

BACA JUGA:  Pemkab Sampang Ekspor Perdana Rumput Laut Gracilaria, Buka Peluang Baru Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat

“Kami belum bisa berkomentar banyak karena masih menunggu hasil laboratorium,” pungkas dr. Fadiah Ulfa Khairina.

Hingga kini, pihak Puskesmas Kowel masih melakukan pemantauan terhadap kondisi seluruh siswa yang sempat mengalami gejala. Hasil uji laboratorium diharapkan dapat memastikan apakah dugaan keracunan tersebut benar disebabkan oleh makanan program MBG atau faktor lain.(ril/fir)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *