SekitarJatim.com – Mungkin hampir Sebagian besar laki-laki pernah mendengar kata “Terserah” dari seorang perempuan, baik itu teman, pacar, atau sekedar PDKT-an (istilah anak muda). Apa sih maksud dari kata “Terserah” tersebut? Karena keseringan seorang laki-laki jarang memahami bahkan justru tidak memahami sama sekali.
Tidak memahami dalam konteks diatas adalah tidak memahami dari tafsir versi seorang perempuan sendiri, karena terkadang beda perempuan juga beda pula tafsirnya dalam mengartikan kata “Terserah” tersebut.
Saking identiknya perempuan dengan kata “Terserah” sampai banyak meme di sosial media yang menjadikan kata “Terserah” tersebut sebagai Jokes. Sebenarnya apa sih maksud “Terserah” dalam kamus besar bahasa perempuan ini, atau justru kata “Terserah” itu sebagai bentuk Emansipasi seorang perempuan?
Salah satu arti dari Emansipasi sendiri menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah pembebasan dari perbudakan. Khawatirnya dari kata pembebasan tersebut seorang perempuan salah mengartikan atau memahaminya sebagai bebas, sampai-sampai bebas berucap, salah satunya dengan kata “Terserah”.
Kita ambil contoh pertanyaan, mau makan apa? Biasanya, sebagian besar perempuan, artinya bukan semuanya, sebagian, itu menjawab “Terserah”. Sebelum saya menulis ini, saya sempatkan bertanya pada perempuan yang saya kenali tentang apa yang dimaksud “Terserah” versi perempuan. Menurutnya, perempuan mengucapkan kata tersebut karena capek secara emosional, jadi keluarlah kata tersebut.
Artinya jika mengacu pada ungkapan diatas, bisa diartikan perempuan tersebut mempercayakan pilihannya kepada laki-laki atau orang lain, sedangkan pada kenyataannya ketika laki-laki memilihkan justru dianggap salah memilih, lantas apa yang dimaksud “Terserah” tersebut?
Bisa kita simpulkan dibalik kata “Terserah” tersebut ada arti lain yang perlu seorang laki-laki tebak, atau malah tidak memiliki arti apapun. Itu masih dari 1 perempuan yang saya tanyakan, belum perempuan-perempuan lain yang besar kemungkinan akan memiliki jawaban yang berbeda.
Saran saya kepada perempuan yang membaca tulisan ini, kurang-kurangi mengucapkan kata “Terserah” pada orang lain, karena tidak semuanya orang itu adalah peramal atau pembaca pikiran orang, kasihan juga, karena itu bisa mengganggu pikiran dari pendengarnya.
Saya tahu R.A Kartini mengajarkan Pembebasan dari perbudakan, tapi ya tidak seperti itu juga bebas mengatakan “Terserah” semaunya, karena khawatirnya ini bisa saja menjadi pintu perbudakan baru kepada laki-laki, karena saat laki-laki tidak bisa mengerti kata “Terserah” dari seorang perempuan, maka disitulah laki-laki harus meminta maaf, padahal seharusnya yang mengatakan “Terserah” itulah yang perlu meminta maaf karena tidak mengatakan isi pikirannya ke dalam bentuk yang sebenarnya.
Lagi-lagi saya pertanyakan, apakah kata terserah dari seorang perempuan merupakan bentuk Emansipasi? Jawabannya saya kembalikan lagi kepada perempuan yang lebih paham dan mengerti.
_____
*Penulis merupakan Mahasiswa Kesehatan Stikes Rustida Banyuwangi.