Politisi Partai Gerindra Bantah Pernyataan Ketua DPC PKB Banyuwangi soal Banjir di Kalibaru

  • Bagikan
Politisi Gerindra bantah pernyataan DPC Banyuwangi soal banjir Kalibaru
Foto: Proses penanaman pohon oleh Abdul Ghofur dan Muspika serta stake holder di Kecamatan Kalibaru (Yaqin/SekitarJatim.com)

BANYUWANGI, SekitarJatim.com – Terkait kejadian banjir beberapa hari kemaren di Kecamatan Kalibaru pada 10 mei, menuai banyak komentar. Salah satunya dari Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Banyuwangi, Abdul Malik Syafa’at. Menurut ketua DPC PKB Banyuwangi tersebut belum ada reboisasi di Kecamatan Kalibaru setelah banjir bandang sebelumnya.

Gus Malik menyampaikan bahwa sejak Banjir Bandang sebelumnya sampai hari ini belum ada reboisasi, karena tidak diikuti dengan kebijakan dan hanya saran-saran saja,  pada11 Mei 2023

Pernyataan tersebut dibantah oleh  Abdul Ghofur, S.H. salah satu DPRD dari Fraksi GERINDRA termuda asal Kalibaru, menjelaskan bahwa pihaknya bersama masyarakat, muspika serta stake holder di Kecamatan Kalibaru sudah melaksanakan kegiatan reboisasi yakni penanaman pohon keras pada bulan November tahun lalu. baik dari perhutani maupun dari pihak perkebunan PTPN XII.

“Saya bersama jajaran muspika serta seluruh stake holder di Kalibaru sudah melakukan reboisasi. Jadi silahkan dicek langsung. Dan kita di Kalibaru jauh lebih paham persoalan ini, sebagai masyarakat asli Kalibaru, tentu kita jauh lebih respek atas apapun yang berkaitan dengan Kalibaru. Utamanya soal banjir tersebut.” tegasnya.

Menurutnya, banjir yang terjadi kemarin itu murni dari curah hujan yang tinggi serta menyempitnya bantaran sungai, sehingga sungai tidak mampu menampung aliran air.

“Jadi faktor utama banjir kemaren itu adalah hujan lebat dan sempitnya saluran irigasi yang ada di bantaran sungai sebab dimanfaatkan untuk warga. Termasuk pula irigasi di sekitar pemukiman warga terlalu sempit sehingga tidak mampu menampung aliran air. Jadi memang harus dilakukan pelebaran sungai dan irigasi di pemukiman warga, teeutama di sekitar Stasiun Kalibaru dan Pasar Kalibaru Wetan. Ini yang sedang terus kita perjuangkan ke pemerintah kabupaten maupun provinsi.” Terang Abdul Gofur yang juga merupakan Wakil ketua IKA PMII Banyuwangi tersebut.

BACA JUGA:  Kelompok Kemiri Arum Raih Juara 1 Kompetisi Cupping Coffee dalam Festival Kopi 2024

Pihaknya juga memastikan bahwa penyebab banjir bukan dari faktor serapan yang kurang maksimal. Politisi GERINDRA tersebut menggambarkan kondisi riil perkebunan saat ini.

Menurutnya ribuan pohon keras sudah ditanam, hanya memang umurnya masih muda. “Tebu sedang gede-gedenya dan tanaman tegakan seperti alpukat dan durian juga sudah ditanam. Silahkan dicek langsung!.” Pungkasnya sambil tersenyum.

Politisi Termuda GERINDRA, Bantah pernyataan Ketua DPC PKB Banyuwangi Soal Banjir Di Kalibaru

BANYUWANGI, SekitarJatim.com – Terkait kejadian banjir beberapa hari kemaren di Kecamatan Kalibaru pada 10 mei, menuai banyak komentar. Salah satunya dari Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Banyuwangi, Abdul Malik Syafa’at. Menurut ketua DPC PKB Banyuwangi tersebut belum ada reboisasi di Kecamatan Kalibaru setelah banjir bandang sebelumnya.

Gus Malik menyampaikan bahwa sejak Banjir Bandang sebelumnya sampai hari ini belum ada reboisasi, karena tidak diikuti dengan kebijakan dan hanya saran-saran saja,  pada11 Mei 2023

Pernyataan tersebut dibantah oleh  Abdul Ghofur, S.H. salah satu DPRD dari Fraksi GERINDRA termuda asal Kalibaru, menjelaskan bahwa pihaknya bersama masyarakat, muspika serta stake holder di Kecamatan Kalibaru sudah melaksanakan kegiatan reboisasi yakni penanaman pohon keras pada bulan November tahun lalu. baik dari perhutani maupun dari pihak perkebunan PTPN XII.

BACA JUGA:  Kelompok Tani Kemiri Arum Mendorong Petani Menuju Indonesia Emas

“Saya bersama jajaran muspika serta seluruh stake holder di Kalibaru sudah melakukan reboisasi. Jadi silahkan dicek langsung. Dan kita di Kalibaru jauh lebih paham persoalan ini, sebagai masyarakat asli Kalibaru, tentu kita jauh lebih respek atas apapun yang berkaitan dengan Kalibaru. Utamanya soal banjir tersebut.” tegasnya.

Menurutnya, banjir yang terjadi kemarin itu murni dari curah hujan yang tinggi serta menyempitnya bantaran sungai, sehingga sungai tidak mampu menampung aliran air.

“Jadi faktor utama banjir kemaren itu adalah hujan lebat dan sempitnya saluran irigasi yang ada di bantaran sungai sebab dimanfaatkan untuk warga. Termasuk pula irigasi di sekitar pemukiman warga terlalu sempit sehingga tidak mampu menampung aliran air. Jadi memang harus dilakukan pelebaran sungai dan irigasi di pemukiman warga, teeutama di sekitar Stasiun Kalibaru dan Pasar Kalibaru Wetan. Ini yang sedang terus kita perjuangkan ke pemerintah kabupaten maupun provinsi.” Terang Abdul Gofur yang juga merupakan Wakil ketua IKA PMII Banyuwangi tersebut.

Pihaknya juga memastikan bahwa penyebab banjir bukan dari faktor serapan yang kurang maksimal. Politisi GERINDRA tersebut menggambarkan kondisi riil perkebunan saat ini.

Menurutnya ribuan pohon keras sudah ditanam, hanya memang umurnya masih muda. “Tebu sedang gede-gedenya dan tanaman tegakan seperti alpukat dan durian juga sudah ditanam. Silahkan dicek langsung,” pungkasnya.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *