Hubungan Retak, Donald Trump dan Elon Musk Terlibat Perseteruan Terbuka di Hadapan Publik

  • Bagikan
Hubungan Retak, Donald Trump dan Elon Musk Terlibat Perseteruan Terbuka di Hadapan Publik
Donald Trump dan Elon Musk/Dok. Istimewa.

WASHINGTON, D.C. Hubungan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan CEO Tesla serta SpaceX, Elon Musk, pecah secara terbuka dalam sebuah perseteruan yang disiarkan langsung dan berlangsung di ruang publik. Ketegangan antara keduanya meningkat tajam usai kritik Musk terhadap rancangan undang-undang pengeluaran federal yang diajukan pemerintahan Trump.

Dalam pidatonya dari Oval Office pada Rabu (4/6), Presiden Trump menyatakan kekecewaannya terhadap Musk, menyebut kritik sang taipan teknologi sebagai tindakan “tidak berterima kasih.” Ia bahkan mengancam akan meninjau ulang dan membatalkan kontrak bernilai miliaran dolar antara pemerintah AS dan perusahaan-perusahaan milik Musk.

“Saya kecewa. Saya telah banyak membantu Elon. Tapi kini saya tidak yakin hubungan kami akan berlanjut,” ujar Trump, dalam konferensi pers yang turut disaksikan oleh Kanselir Jerman Friedrich Merz.

Pernyataan Trump disambut tanggapan keras dari Musk melalui platform media sosial X. Dalam unggahannya, Musk menyebut Trump tidak tahu berterima kasih dan memperingatkan bahwa Partai Republik tidak akan memenangkan pemilu 2024 tanpa dukungan darinya. “Tanpa saya, Trump akan kalah. Partai Demokrat akan menguasai DPR, dan Senat hanya akan 51-49 bagi Republik,” tulis Musk.

BACA JUGA:  Peringati Isra Mikraj 1445 H, Pemkab Pamekasan Gelar Training Emotional Spiritual Quotient untuk ASN

Ketegangan semakin memanas ketika Musk menyinggung nama Trump dalam konteks dokumen pemerintah yang berkaitan dengan Jeffrey Epstein, pemodal yang tewas dalam tahanan saat menunggu sidang kasus perdagangan seks. Meski tidak ada bukti konkret keterlibatan Trump, penyebutan tersebut memicu kehebohan publik.

Dampak langsung dari konflik ini terasa di pasar saham. Saham Tesla anjlok hingga 15 persen dalam waktu kurang dari 24 jam, menghapus lebih dari USD 100 miliar dari nilai kapitalisasi pasar perusahaan.

Musk, yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE), jabatan kontroversial yang diberikan Trump dalam periode keduanya menjabat mengundurkan diri hanya empat bulan setelah dilantik. Selama masa jabatannya, Musk diketahui memangkas puluhan ribu pekerjaan federal dan memotong sebagian besar bantuan luar negeri.

Kritik Musk terhadap rancangan undang-undang Trump berfokus pada kekhawatiran terhadap defisit anggaran. Ia menyebut RUU tersebut “kekejian fiskal” yang mengancam stabilitas ekonomi jangka panjang. Sebagai balasan, Trump menyerang lewat platform Truth Social miliknya, menyebut Musk “gila” dan menudingnya mendorong kepentingan pribadi melalui subsidi kendaraan listrik.

“Cara termudah menghemat miliaran dolar dalam anggaran adalah dengan mencabut semua subsidi dan kontrak pemerintah untuk Elon,” tulis Trump dikutip, Jum’at (6/6)

BACA JUGA:  500 Ribu Pengemudi Ojol Siap Gelar Aksi Nasional, Tuntut Perbaikan Kesejahteraan

Perseteruan ini terjadi hanya beberapa hari setelah Trump menggelar acara perpisahan kenegaraan untuk Musk di Oval Office, sebagai penghormatan atas pengabdian singkatnya di DOGE. Ironisnya, penghargaan itu berubah menjadi konflik terbuka hanya dalam hitungan hari.

Kondisi ini juga memicu spekulasi politik setelah Musk memposting jajak pendapat tentang kemungkinan membentuk partai politik baru. Meski Musk secara konstitusional tidak memenuhi syarat untuk mencalonkan diri sebagai presiden karena bukan warga negara AS kelahiran alami, langkah tersebut dinilai sebagai potensi ancaman terhadap dominasi Partai Republik dalam pemilu mendatang.

Sementara itu, laporan dari media AS menyebut nilai kontrak yang terancam antara pemerintah dan perusahaan milik Musk, seperti SpaceX dan Starlink, mencapai sekitar USD 18 miliar. Pemerintah disebut sedang mempertimbangkan untuk mengalihkan proyek peluncuran roket dan layanan satelit tersebut ke penyedia lain.

Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari Gedung Putih mengenai nasib kontrak-kontrak tersebut, sementara juru bicara SpaceX dan Tesla belum memberikan tanggapan.(*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *