PAMEKASAN, SekitarJatim.com — Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Kelas IIA Pamekasan kembali membuka diri sebagai lokasi pembelajaran luar kampus dengan menerima kunjungan studi lapangan dari Fakultas Ushuluddin Universitas Annuqayah Sumenep, Kamis (3/7/2025). Sebanyak 25 mahasiswi hadir didampingi dosen pengampu mata kuliah Tasawuf dan Psikoterapi, Nuzulul Khair, S.Psi., M.A.
Kunjungan tersebut disambut langsung oleh Kepala Lapas Narkotika Pamekasan, Kusnan, beserta jajaran pejabat struktural. Rombongan diarahkan ke aula utama untuk mengikuti rangkaian acara penyambutan dan pemaparan materi pembinaan.
Acara diawali dengan sambutan dari pihak kampus yang diwakili oleh dosen pendamping. “Selama ini mereka mempelajari teori tentang pendekatan tasawuf dalam psikoterapi dan dinamika jiwa manusia dari sisi spiritual. Dengan melihat langsung kondisi sosial dan psikologis para warga binaan serta sistem pembinaan di lapas, diharapkan wawasan mereka akan lebih terbuka dan mendalam,” jelas Bapak Nuzulul Khair.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Lapas Kusnan menyampaikan apresiasi atas kepercayaan pihak akademik yang menjadikan lapas sebagai tempat pembelajaran. Ia menyambut baik kegiatan tersebut dan mendorong para mahasiswa untuk aktif berdiskusi.
“Silakan gali sebanyak mungkin informasi, jangan ragu untuk bertanya dan berdiskusi dengan para petugas maupun warga binaan. Di sini, kalian bisa melihat secara langsung bagaimana pembinaan dilakukan, termasuk program rehabilitasi berbasis spiritual dan psikologis yang erat kaitannya dengan materi yang kalian pelajari di kampus,” tutur Kalapas.
Setelah sambutan, kegiatan berlanjut dengan pemaparan materi oleh dua pejabat lapas, Hairul Rasyid dan Moh. Sulistiyo, yang menjelaskan program-program pembinaan, termasuk rehabilitasi medis dan non-medis, pembinaan kerohanian, pelatihan keterampilan, serta layanan psikososial.
Usai sesi diskusi, rombongan mahasiswi melakukan observasi langsung ke sejumlah area di dalam lapas. Mereka mengunjungi ruang Screening Rehabilitasi, Wartelsus (Warung Telekomunikasi Khusus), poliklinik, dan Dapur Sehat Lapas, serta melihat langsung keterlibatan warga binaan dalam kegiatan pembinaan kemandirian.
Salah satu bagian penting dari kunjungan ini adalah wawancara langsung antara mahasiswi dan beberapa warga binaan. Dalam sesi ini, para mahasiswa menggali pengalaman pribadi narapidana, proses rehabilitasi, hingga dampak pembinaan yang telah dijalani.
Kegiatan ditutup dengan foto bersama antara rombongan kampus dan jajaran pegawai lapas sebagai dokumentasi sinergi antara institusi pemasyarakatan dan dunia pendidikan. Kunjungan ini diharapkan menjadi bekal tambahan bagi para mahasiswi untuk memahami praktik keilmuan secara nyata di lapangan.(*)