PAMEKASAN, SekitarJatim.com – Ketua Paguyuban Pelopor Petani dan Pedagang Tembakau Madura (P4TM) Haji Khairul Umam mengimbau petani tembakau madura untuk tidak terburu-buru melakukan panen terhadap tembakau yang masih muda.
Pasalnya, banyak Tembakau Madura dijual ke pabrik yang tergolong muda dan belum siap untuk dipanen dan dipasarkan. Hal itu menjadi salah satu kesalahan petani dalam menjaga kualitas Tembakau Madura.
Pria yang akrab disapa H. Her itu mengatakan, pihaknya akan selalu memperjuangkan para petani dengan meminta para petani tembakau Madura agar menjaga kualitas tembakau dengan tidak menjual tembakau yang masih muda serta tidak mencampurkan gula.
“Kita P4TM tetap berjuang untuk petani, jadi petani harus menjaga kualitasnya, jangan dipetik muda dan jangan dikasih gula, agar hal itu tidak dijadikan permasalahan oleh para pabrikan,” ucapnya saat ditemui di gudangnya yang bertempat di Desa Blumbungan, Kecamatan Larangan.
“Kita menghimbau kepada para petani agar tembakau untuk tidak dipanen muda, terus untuk tembakau jangan dikasih gula,” lanjutnya.
H. Her mengungkapkan, dalam pembelian tembakau petani Madura pihaknya mematok harga Rp45.000 hingga Rp70.000 dan tercatat sebagai harga tembakau termahal sepanjang sejarah.
“Sementara kita pembelian dari harga Rp45.000 sampai Rp70.000. Sepanjang sejarah tembakau sekarang ini menjadi yang termahal,” ungkapnya.
Tembakau yang dipetik muda memiliki ciri warna hijau dan tidak memiliki warna. Sementara tembakau yang dicampurkan gula akan berakibat pada pembakaran.
“Ciri-ciri tembakau muda itu warnanya hijau terus tidak ada aromanya, sementara tembakau yang dicampur gula akan terasa lengket. Tembakau yang dikasih gula menurut pabrikan akan berpengaruh pada pembakarannya dan rawan kebakaran jika ditimbun,” jelasnya.
Ketua P4TM itu menegaskan agar para petani bisa menjaga kualitas tembakau sehingga harga tembakau bisa tetap stabil. Selain itu, ia juga mengimbau agar para petani yang hendak datang ke gudang miliknya bisa langsung datang tanpa melalui perantara.(gie/fir)