PAMEKASAN, SekitarJatim.com – Memperingati Hari Raya Waisak 2569 BE/2025, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Kelas IIA Pamekasan memberikan Remisi Khusus (RK) I kepada salah satu warga binaan asal Malaysia, OH KING GUAN BIN OH YONG GE, yang tengah menjalani masa pidana di lembaga tersebut. Penyerahan remisi dilakukan secara simbolis pada Senin, 12 Mei 2025.
Surat Keputusan (SK) remisi diserahkan langsung di Aula Lapas oleh Kepala Seksi Pembinaan Narapidana, Rikie Noviandi Umbaran, didampingi oleh Kepala Sub Seksi Registrasi, Hendra Dwi Putra. Prosesi berlangsung dengan khidmat dan mengedepankan prinsip pembinaan yang berlandaskan pada pendekatan humanis dan berkeadilan.
OH KING GUAN BIN OH YONG GE menerima pengurangan masa tahanan selama dua bulan. Remisi ini merupakan bentuk apresiasi atas partisipasinya dalam kegiatan pembinaan serta perilaku baik yang ditunjukkannya selama menjalani masa pidana.
Pemberian Remisi Khusus I ditujukan bagi narapidana yang memperingati hari besar keagamaan dan telah memenuhi persyaratan administratif maupun substantif, sesuai regulasi yang berlaku.
Dalam sambutannya, Rikie Noviandi Umbaran menyampaikan bahwa remisi tidak hanya sekadar pengurangan masa hukuman, tetapi juga menjadi dorongan moral agar warga binaan terus meningkatkan kualitas diri selama menjalani pembinaan.
“Remisi adalah bentuk penghargaan atas usaha dan komitmen warga binaan dalam mengikuti program pembinaan secara aktif, baik dari sisi spiritual, mental, maupun sosial. Sistem pemasyarakatan kita memberi ruang kepada setiap individu untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik, tanpa memandang latar belakang kewarganegaraan maupun agama,” ujarnya.
Ia menambahkan, pemberian remisi pada momen keagamaan seperti Hari Raya Waisak menjadi bukti nyata kehadiran negara dalam menjamin hak-hak narapidana, sekaligus mendorong terciptanya suasana pembinaan yang kondusif di dalam lapas.
Dengan adanya remisi ini, diharapkan warga binaan semakin termotivasi untuk bersikap kooperatif, mematuhi tata tertib, dan terus mengembangkan potensi diri melalui berbagai program pembinaan yang telah disediakan.
Kegiatan ini sekaligus menjadi momentum untuk meneguhkan nilai-nilai toleransi dan kemanusiaan dalam sistem pemasyarakatan yang inklusif dan berorientasi pada pemulihan.**






